Pengantar Teknologi Sistem Cerdas

Perbandingan Sistem Cerdas Pada 3 Negara Di Asia



Pesatnya pertumbuhan penduduk didunia tidak luput dari jumlah sampah yang dikeluarkan. Banyak negara maju maupun berkembang yang saling berlomba-lomba guna mengendalikan sampah. Dibeberapa negara asia khususnya di Indonesia tidak luput dari permasalahan sampah. Sampah kerap kali menjadi permasalahan yang susah dikendalikan, kurang nya kesadaran masyarakat Indonesia akan bahaya nya sampah terhadap lingkungan dan kesehatan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang membuang sampah ditempat yang tidak semestinya contoh nya di pinggir jalan dan di sungai. Maka dari itu saya akan membandingkan 3 negara yang ada di asia tentang sitem cerdas pengolahan sampah.

1. Korea

Korea adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk 51.448.183 jiwa (2015), maka tidak luput dengan permasalah sampah. Kini korea sudah memiliki sistem pembuangan sampah yang canggih. Cara kerja system ini adalah sampah yang telah dibuang akan terseret kedalam dan diproses oleh sebuah mesin kemudian dibawa oleh kontener menuju ke pengolahan sampah. Dengan begitu penyakit yang disebabkan oleh sampah juga bisa diatasi. Mesin sampah ini terdapat 2 jenis yaitu sampah organik dan juga sampah anorganik dan tabung yang ditengah berupa minyak goreng bekas pakai.


2. Jepang
Jepang adalah salah satu kiblat dari perkembangan teknologi saat ini. Jepang merupakan negara kepulauan yang memiliki populasi sekitar 126,490,000. Masyarakat Jepang terkenal sangat serius dalam menangani sampah. Sekitar 75% sampah di Jepang diolah dengan cara dibakar. Dengan begitu pemerintah jepang membangun sebuah tempat pengolahan sampah dengan luas 40.400 m. Metode yang digunakan dalam pengolahan sampah ini adalah dengan cara pembakaran TPS dengan cara Fully continuous combustion dengan kapasitas mencapat 600 ton perhari. Dengan begitu hasil pembakaran yang telah menjadi debu akan dipanaskan kembali dengan suhu mencapai 30000c sehingga diperoleh material bangunan yang disebut slag. 


3. Singapura
Pemerintah Singapura memilih strategi pengelolaan sampah berupa penerapan teknologi insinerator yang dapat mengubah sampah menjadi energi listrik (waste to energy) dan pembangunan TPA sanitary landfill di lepas pantai. Sistem pengolahan sampah yang ada disingapura melibatkan banyak pihak termasuk pemerintah dan swasta. Untuk masalah lingkungan di singapura terdapat satu badan / organisasi yang bernama NEA(National Environment Agency). Setiap hari sampah dikumpulkan oleh petugas, setelah itu sampah dikompres kemudian di angkut. Dengan strategi tersebut, sistem pengelolaan sampah di Singapura jelas tidak sekedar menerapkan prinsip kumpul, angkut, dan buang seperti yang banyak dipraktekkan di kota-kota besar di Indonesia, tetapi prinsipnya adalah sampah dikumpulkan, kemudian dipadatkan (di transfer station) untuk kemudian diangkut dan dibakar (di insinerator), dan terakhir dibuang (di sanitary landfill di lepas pantai).

Kesimpulan
Teknologi pengolahan sampah telah diperkenalkan dengan menitik beratkan pada teknologi pembakaran yang paling banyak diadopsi. Teknologi pengolahan sampah, merupakan teknologi yang keberadaannya amat sangat dirasakan mutlak untuk menjaga agar lingkungan hidup lebih baik, dengan mengolah sampah yang dihasilkan dari rumah tangga serta dari aktivitas industri. Jika dibandingkan dengan Indonesia, Indonesia sangat tertinggal jauh dari ke 3 negara yang dijelaskan sebelumnya. 
Sumber :
http://asrulhoesein.blogspot.com/2017/09/belajar-kelola-sampah-dari-singapura.html?m=1
https://www.kompasiana.com/junantoherdiawan/55101ccca333117732ba81b0/mengolah-sampah-di-jepang-part-1
https://www.kompasiana.com/lakeisha/55294cbbf17e61035c8b4596/canggihnya-mesin-sampah-di-korea



Komentar